Kejadian Manusia

Di bangku sekolah kita telah belajar tentang teori kejadian manusia yang sangat populer yang disebut dengan Teori Evolusi atau yang lebih dikenal dengan Teori Darwin. Apakah teori tersebut benar-benar ilmiah? Saya serahkan kepada anda untuk menganalisisnya. Namun pada tulisan ini saya mencoba untuk menyampaikan sebuah keterangan ilmiah tetang kejadian manusia yang disampaikan langsung oleh Sang Pencipta Manusia itu sendiri, yaitu Allah S.W.T.

Keterangan ini merupakan tafsir Al Quran oleh K. H. Bahaudin Mudhary tentang ayat-ayat yang membahas tentang penciptaan manusia.

Berawal dari dialog antara Sdr. Antonius Widuri dan K. H. Bahaudin Mudhary tentang Ketuhanan Yesus pada tahun 1970. Hingga pada akhirnya sampailah pada pernyataan Sdr. Antonius Widuri yang mengklaim bahwa terdapat perselisihan antara ayat satu dan lainnya di dalam Al-Quran. Berikut pernyataannya:

Kami telah baca ayat-ayat Al Quran mengenai asal kejadian manusia dalam kitab terjemahan Al Quran Bahasa Indonesia dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran bukan Bibel saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Quran demikian juga

K. H. Bahaudin Mudhary meminta Sdr. Antonius Widuri untuk menyebutkan ayat-ayat Al-Quran tersebut. Inilah ayat-ayat yang bertentangan menurut Sdr. Antonius Widuri:

Baiklah. Saya mencatat ayat-ayatnya. Saya akan baca.

  1. Di kitab Al Quran surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan, bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.
  2. Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari “tanah kering” dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa).
  3. Di surat As Sajdah ayat 7 menyebutkan: “dan Tuhan menciptakan manusia dari tanah”.
  4. Di surat Ash Shaffaat ayat 11 menyebutkan: “Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat”.
  5. Di surat Ali Imran ayat 59 menyebutkan lagi: “Dia (Allah) menciptakan manusia dari pada tanah”.

Lima ayat yang saya sebutkan ini, antara satu ayat dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari “tanah”. Di ayat keempat menyebutkan daripada “tanah liat”. Di ayat kelima menyebutkan dari pada “tanah”. Bukankah ayat-ayat Al Quran nyata-nyata berselisih antara yang satu dengan yang lain?

Mendapat pertanyaan seperti ini, K.H. Bahaudin Mudhary memberikan sebuah penjelasan yang sangat ilmiah, dan dapat memuaskan Sdr. Antonius Widuri. Penjelasanna adalah sebagai berikut:

Baiklah, saya akan terangkan:

Di kitab Al Quran ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh saudara-saudara yang hadir di sini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagai yang saudara bacakan artinya tadi.

Pertama:  Di surat Ar Rahman ayat 14;

“Dia menjadikan manusia dari tanah keras seperti tembikar, (tanah yang dibakar). Yang dimaksudkan dengan kata “shal-shal” di ayat ini ialah: tanah kering atau “setengah kering”, yakni “zat pembakar” (oksigen)”.

Kedua:

Di ayat itu disebutkan juga kata “fakhkhar”, yang maksudnya ialah “zat arang” (carbonium).

Ketiga: Di surat Al Hijr, ayat 28

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya Aku (Allah) hendak membuat seorang manusia (Adam) dari pada tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)”.

Dari ayat ini tersebut juga “shal-shal”, telah saya terangkan, sedangkan kaha “hamaa-in” di ayat tersebut ialah “zat lemas” (nitrogenium).

Keempat: Di surat As Sajdah ayat 7:

“Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada “tanah”. Yang dimaksud dengan kata “thin” (tanah) di ayat ini ialah “atom zat air” (hidrogenium).

Kelima: Di surat Ash Shaffaat ayat 11:

“Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari pada “Tanah liat”, yang dimaksud dengan kata “lazib” (tanah liat) di ayat ini ialah “zat besi ferum”.

Keenam: Di surat Ali Imran ayat 59;

“Dia (Allah) menjadikan Adam dari pada “tanah” kemudian Allah berfirman kepadanya “Jadilah engkau, lalu berbentuk manusia”.

Yang dimaksud dengan kata “turab (tanah)” di ayat ini ialah: “Unsur-unsur zat asli” yang terdapat di dalam tanah, yang dinamai “zat-zat anorganis”.

Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 29

“Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (ruh dari padaku)”.

Ketujuh ayat Al Quran yang saya baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata: “Turab” (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai “Zat Anorganis”. Zat anorganis itu beru terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara “fachchar” yakni: carbonium (zat arang) dengan “shal-shal” yakni oksigenium (zat pembakar) dan “hamaa-in” ialah “nitrogenium (zat lemas) dan “thin” yakni hidrogenium (zat air).

Jelasnya adalah persenyawaan antara:

  1. Fachchar (carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
  2. Shalshal (oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.
  3. Hamaa-in (nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28.
  4. Thin (hidrogenium = zat air) dalam surat As Sajdah, ayat 7.

Kemudian bersenyawa dengan zat besi (ferum), Yodium, Kalium, Silicium dan Mangaan, yang disebut “laazib” (zat-zat anorganis) dalam surat As Shaffat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai “protein”. Inilah yang disebut “Turab” (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu di antara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah “zat kalium”, yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot. Zat kalium itu dipangdang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsunya “Proteinisasi”, menjelmakan “proses pergantian” yang disebut “substitusi”. Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron sinar cosmis yang mewujudkan sebab pembentukan (formasi), dinamai juga “sebab wujud” (Causa Formatis).

Adapun Sinar Cosmis itu ialah sautu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar Cosmis dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata telingat, hidung dan seterusnya. Sampai di sinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkah tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu “Metafisika”.

Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Quran yang Saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam) pada hakikatnya bukannya berselisih, melainkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berwujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Quran yang saya sampaikan pada Saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani manusia dari segi ilmu Metafisika.

Dengan penjelasan tersebut Sdr. Antonius Widuri menyatakan sebagai berikut:

“Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak mengira sama sekali bahwa ayat-ayat Al Quran itu mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi…..”

Sumber: buku “Dialog Masalah Ketuhanan Yesus” penulis: K. H. Bahaudin Mudhary. Penerbit: Pustaka Da’i, Cetakan Keenam, 1998.

Tinggalkan komentar